Kebanyakan orang yang akrab dengan lautan hanya mengetahui kehidupan di zona intertidal, yang masih berbatasan dengan daratan, dan zona epipelagic, zona bagian atas di laut terbuka yang disinari matahari. Meskipun zona ini mengandung kehidupan laut yang berlimpah, namun itu hanya sebagian kecil dari bioma laut yang ada. Pada kenyataannya, sebagian besar dari laut adalah daerah yang gelap, dingin, dan dalam. Penting untuk diketahui bahwa fotosintesis hanya terjadi pada kedalaman 100 - 200 m di bawah permukaan laut, dan sinar matahari mulai hilang sama sekali pada kedalaman 1.000 m atau kurang; sedangkan kedalaman maksimum laut adalah 11.000 m di Palung Mariana. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana makhluk-makhluk dasar laut dapat bertahan hidup dalam gelap, dingin, dan tekanan yang ekstrim?
Cahaya
Makhluk
hidup yang tinggal di laut dalam memiliki kemampuan bioluminescence, yaitu
reaksi kimia dalam tubuh mikroba atau hewan yang menciptakan cahaya tanpa
panas. Namun, cahaya ini sangat lemah dibandingkan sinar matahari, sehingga
diperlukan adaptasi sensori khusus. Banyak ikan laut dalam memiliki mata yang
sangat besar untuk menangkap cahaya yang minim. Ada pula hewan yang buta dan
mengandalkan indra penciuman, sentuhan, dan getaran.
Tekanan
Laut
dengan kedalaman 200 – 1.000 m memiliki range
tekanan antara 20 – 1.100 atm. Tekanan tinggi dapat menyebabkan kantong-kantong
udara, seperti swim bladder, dapat
hancur. Selain itu, tekanan tinggi dapat mendistorsi biomolekul kompleks –
terutama protein dan membrane – di mana semua kehidupan tergantung padanya.
Ilmuwan menemukan bahwa beberapa organisme laut dalam yang telah diteliti
menggunakan “piezolytes” untuk mencegah distorsi biomolekul besar akibat
tekanan. Salah satu dari piezolytes ini adalah
trimetilamina oksida (TMAO).
Temperatur
Suhu air di laut dalam berkisar
antara -1°C – 4°C. Makhluk yang hidup di laut dalam diperkirakan beradaptasi
dengan cara yang sama seperti pada makhluk hidup di lautan dangkal daerah kutub,
yaitu dengan memiliki protein fleksibel “longgar” dan membran tak jenuh yang
tidak kaku dalam dingin.
Oksigen
Perairan
di laut dalam memiliki kadar oksigen yang cukup. Hal ini dikarenakan air dingin
dapat melarutkan oksigen lebih dari air hangat, dan perairan terdalam umumnya
berasal dari lautan kutub dangkal (arus thermohaline). Namun, ada juga daerah
yang miskin oksigen di lingkungan zona menengah, di mana tidak terjadi lagi
fotosintesis dan tidak ada arus thermohaline. Daerah ini biasanya terletak pada
kedalaman antara 500 – 1.000 m di daerah beriklim sedang dan tropis. Ahli
Biologi masih menyelidiki bagaimana hewan dapat bertahan dalam kondisi seperti
itu.
Makanan
Makhluk
laut dalam memiliki mekanisme makan yang menarik karena makanan adalah langka
di zona ini. Dengan tidak adanya fotosintesis, sebagian besar makanan terdiri
dari detritus – sisa-sisa mikroba yang membusuk, alga, tanaman dan hewan dari
zona laut atas – dan organisme lainnya
di laut dalam. Banyak ikan laut dalam memiliki gigi mirip taring yang sangat
panjang dan mengarah ke dalam. Ini menjamin setiap mangsa yang tertangkap
memiliki sedikit kesempatan untuk melarikan diri
0 komentar:
Posting Komentar