Sebuah
laporan ilmiah dalam the Journal of the Royal Society Interface mencoba
menjawab kenapa hiu paus seringkali bergerak ke permukaan laut - fenomena yang
masih secara ilmiah menjadi misteri tentang ikan terbesar di dunia ini.
Hasil
riset terbaru dari Australia tersebut menunjukkan bahwa hiu paus dan ikan lain
bergerak mendekati permukaan laut untuk menghangatkan diri setelah beberapa
'ronde' berenang di laut dalam.
Banyak
ikan besar, termasuk tuna, ikan pedang, marlin, serta sejumlah hiu, diketahui
gemar meluangkan waktunya berlama-lama di dekat atau di permukaan laut.
Alasannya masih belum jelas. Namun hal ini kerap dilakukan menyusul setelah
berenang turun ke perairan dalam - yang diduga untuk mencari makan. Padahal,
mereka bernafas dengan insang dan mereka tidak perlu ke permukaan untuk
mengambil udara, berbeda dengan paus.
Michele
Thums dari University of Western Australian Ocean Institute di Crawley, bersama
kolega lainnya memasang tag (penanda) pada beberapa hiu paus - tiga yang
dijumpai di Ningaloo Reef in Australia Barat, dan satu di Pulau Christmas.
Alat
penanda yang mereka gunakan dirancang agar bisa mencatat informasi rutin
tentang kedalaman yang dilalui hiu paus, tingkat cahaya dan temperatur dari
air. Hiu-hiu paus tersebut tercatat telah melakukan tiga macam penyelaman:
penyelaman 'silih-ganti' di siang dan malam, dimana mereka meluangkan sekitar
10 hingga 20 menit di kedalaman, dan yang ketiga, yang tidak pernah dilaporkan
sebelumnya: penyelaman yang sangat lama, sangat dalam selama lebih dari dua jam
! - dan dilanjutkan dengan berlama-lama di permukaan laut.
Temperatur
air bervariasi ulai 28 derajat celcius di permukaan, hingga 14 C dari
penyelaman terdalam, 300 meter dari permukaan.
Tim
peneliti menemukan pola yang jelas: Semakin hangat air yang dijumpai ikan di
saat penyelaman, semakin pendek waktu yang diluangkan hiu paus di permukaan
setelahnya. Seusai penyelaman yang dalam, dan dingin, mereka meluangkan waktu
lebih lama di permukaan, dibanding setelah penyelaman yang lebih dangkal dan
lebih hangat.
Penelitian
menduga, sebagaimana hipotesis sebelumnya, hiu paus perlu melakukan renang di
permukaan (surface swims) untuk mengembalikan suhu tubuhnya ke tingkat yang
optimal untuk melakukan proses biologis.
![]()
Penempatan
tag secara manual pada hiu paus.
Foto: © CI/Mark Erdmann. |
![]()
A.
Bercak kulit yang khas pada tiap individu untuk identifikasi
B. Tag dengan pemancar satelit dipasang pada dorsal fin hiu paus. Foto: Dr. Mark Meekan / AIMS |
Hingga
kini sangat sedikit pemahaman biologis tentang hiu paus. Ukuran mereka yang
besar dan perilaku migratori (gemar menjelajah) membuat mereka sulit untuk
menelliti mereka. Mereka meluangkan waktu yang sangat lama di laut lepas, tidak
mudah membuntuti mereka, dan alat penanda juga sering lepas. Tim peneliti harus
berusaha keras agar bisa memberi penanda pada empat ikan hiu paus.
Tim
mencari hiu paus tersebut terlebih dahulu dengan pesawat terbang, lalu pesawat
terbang mengerahkan peneliti lain di perahu ke lokasi tempat hiu paus berada.
Setelah menjumpai, tim harus terjun ke air, belum lagi menghadapi kulit hiu
paus yang sangat tebal dan kokoh menambah kesulitan pemasangan alat penanda di
badan mereka.
Laporan
riset mereka menegaskan pentingnya memahami kenapa hiu paus, dan kemungkinan
juga pada ikan besar lainnya, meluangkan waktu di permukaan. Sebab pemahaman
ini kritis untuk mencari tahu apa yang mengendalikan pergerakan mereka.
Memahami pergerakan dan persebaran ikan akan membanti peneliti lebih baik
memprediksi respon mereka terhadap perubahan lingkungan, dan tentunya untuk
merancang strategi konservasi dan pengelolaan satwa besar ini dengan lebih
efektif.
Di
Indonesia, Hiu paus (Rhincodon typus) bisa dijumpai di perairan
Kwatisore, Kabupaten Nabire, Papua. Hewan dengan sebutan lokal Gurano Bintang
ini teramati selalu penampakannya sepanjang musim. Berbeda dengan di Australia
yang muncul hanya di musim panas.
Hewan
yang relatif 'jinak' ini semakin tinggi publikasinya di media, membuat minat
wisatawan untuk bertemu dengan hiu paus semakin tinggi. Pastinya, keberadaan
mereka di permukaan air, dengan tenang dan 'jinak', merupakan bagian rutinitas
untuk metabolisme mereka. Pastikan kita tidak andil menggangu proses tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar